Desir angin pantai yang bertiup dari laut ke tanah Melaka seakan-akan mengerti akan perasaan yang terbuku di hati Tuah. Sungguh kuat. Tapi masih juga tak mampu menghuraikan segala apa yang tersimpul dalam pemikiran laksamana itu. Dipejamkan mata lalu digenggam pasir negeri melayu itu dengan harapan angin bayu laut segera meniup pergi segala keresahan di hati. Dan dikala itu juga datanglah puteri jawa, Gusti Puteri Retno Dumillah lengkap persiapannya dan iringannya serta bertandu untuk dipersembah ke Sultan Melaka.
Gusti Puteri : Sungguh permai di bumi Melaka. Limpah karunia itu buktinya.
Tuah : Semuanya berkat dari tuhan dan juga Sultan Melaka.
Gusti Puteri turun dari tandunya. Kakinya yang putih dijejakkan ke pasir pantai laut Melaka seraya berkata :
Gusti Puteri : Apakah datuk laksamana tau binatang apakah itu?
Mata tuah hanya melirik mengikuti telunjuk Gusti Puteri ke pohon rendang di tepi pantai.
Tuah : Masakan tidak tahu. Merpati.
Gusti Puteri tertawa kecil namun matanya jelas tergambar perasaan yang sama seperti Tuah.
Gusti Puteri : Datuk Laksamana tau apa istimewanya dengan merpati?
Tuah : Merpati hanya unggas biasa. Tiada istimewanya, tiada saktinya.
Jelas jawapan Tuah membuatkan Gusti Puteri tersenyum.
Gusti Puteri : Merpati itu seperti kita. Walau berbeza luarannya, namun nalurinya serupa. Merpati juga punya rasa kasih dan sayang. Rasa cinta. Walau terpisah dari pasangannya ia akan tetap menunggu walau terpaksa berdepan dengan badai. Walau terpaksa menunggu musim yang berjalan. Bukan begitu datuk laksamana?
Bicara Gusti Puteri membuatkan Tuah tertunduk memandang air laut yang menyembah muka pantai. Dipandangnya muka Gusti Puteri dengan penuh rasa kasih dan cinta. Tak tertahan rasanya melihat orang yang dikasihi dan dicintai mengalirkan air mata yang mengalir atas dasar kasih dan sayang. Biar seribu taming sari datang membelah hati Tuah namun masih tak sama rasa pedihnya menahan rasa cinta terhadap Gusti Puteri.
Tuah : Cinta itu bukan untuk dimiliki. Cinta itu juga bukan untuk diberi. Cinta itu lahir dari hati bersama rasa kasih yang suci. Andai sudah tiada rasanya, malanglah rasa diri ini. Pergilah, kerana aku akan sentiasa menanti disini. Seperti merpati.
jiwang ler skrg abang mujus kite nie..hi2..ape2 pon all da best
ReplyDeleteabang tuah
ReplyDeletekapan mau ke tanah jawa ?
kita dating di kebun bunga keraton adipati yok
atau abang tuah udah berselingkuhan?
haha teringat lagu oag merpati putih...
ReplyDeletejuice si hati agar agar . sekarang lu dah pandai kan ? haha .
ReplyDeleteterbaik! nice lah
ReplyDeletemangkuk. jiwang siaq.
ReplyDelete